
Di tengah modernisasi dan perkembangan teknologi yang begitu cepat, masih ada pondok pesantren yang teguh menjaga warisan ulama terdahulu serta menanamkan akhlak dan adab secara ketat. Salah satunya adalah Pondok Pesantren HM Al-Inaaroh 2, yang terletak di kawasan Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat.
Pondok Pesantren Berbasis Salafy
Pondok HM Al-Inaaroh 2 menganut sistem pendidikan salafy atau tradisional, di mana pembelajaran agama difokuskan pada pengkajian kitab kuning karya para ulama terdahulu. Pondok ini menekankan pentingnya pemahaman mendalam terhadap ilmu fiqih, akidah, tasawuf, dan nahwu-sharaf, yang kesemuanya menjadi dasar utama pembentukan pribadi seorang santri yang berilmu dan berakhlak mulia.
Sistem Dirosah Diniyyah Zahrul Mumtaz
Sistem pendidikan di pondok ini dikenal dengan nama Dirosah Diniyyah Zahrul Mumtaz, yang berarti kajian keislaman yang unggul dan bercahaya. Kurikulumnya mencakup berbagai cabang ilmu agama yang disesuaikan dengan tingkat pemahaman santri, dimulai dari dasar hingga penguasaan teks klasik berbahasa Arab.
Pengasuh: Kyai dan Nyai yang Mendidik dengan Hati

Pondok ini diasuh oleh dua tokoh yang sangat dihormati, yaitu:
K.H. Amiruddin Abdul Karim, seorang ulama kharismatik dari keluarga besar Buntet Pesantren yang dikenal istiqamah dan lembut dalam membimbing santri.
Ny. Hj. Inaarotul Uyyun, seorang nyai yang penuh kasih, tegas dalam menjaga aturan, dan menjadi panutan bagi santri putri dalam berakhlak dan berperilaku.Keduanya berperan besar dalam menjaga atmosfer pendidikan yang kondusif dan penuh keteladanan.Peraturan yang Tegas demi Pendidikan Hati
HM Al-Inaaroh 2 dikenal dengan disiplin dan aturan yang ketat, sebagai bentuk kesungguhan dalam menjaga fokus belajar dan pembentukan karakter santri. Beberapa aturan utama di pondok ini antara lain:
- Tidak diperbolehkan membawa atau menggunakan handphone.
- Santri tidak diizinkan keluar pondok tanpa izin.
- Kehidupan sehari-hari diawasi ketat agar penuh kedisiplinan dan sopan santun.
Semua aturan tersebut bukan untuk membatasi, tapi untuk mendidik santri agar terbiasa hidup terarah, jauh dari gangguan dunia luar, dan benar-benar menyelami proses menuntut ilmu dengan adab.
Menjaga Adab, Mewarisi Ilmu

Lebih dari sekadar lembaga pendidikan, Pondok HM Al-Inaaroh 2 adalah rumah pembinaan akhlak. Di sini, santri tidak hanya diajarkan untuk cerdas dalam ilmu, tapi juga diajarkan cara bersikap, berbicara, berpakaian, dan menghormati guru serta sesama.
Pondok ini menjadi tempat tumbuhnya generasi muda yang tidak hanya cakap dalam kitab, tapi juga tunduk kepada nilai adab, sebagaimana pesan para ulama: “Adab sebelum ilmu.”
Pondok Pesantren HM Al-Inaaroh 2 hadir sebagai benteng pendidikan Islam yang kokoh, di tengah derasnya arus perubahan zaman. Dengan tetap berpegang pada nilai-nilai salaf, mengajarkan kitab kuning, dan menjunjung tinggi adab, pondok ini mencetak generasi yang tangguh secara ilmu dan lembut dalam akhlak. Di bawah asuhan K.H. Amiruddin Abdul Karim dan Ny. Hj. Inaarotul Uyyun, para santri dibentuk menjadi pribadi yang siap menjadi penerus bangsa dengan bekal keilmuan yang kokoh dan hati yang bersih.
Editor: Fatma Russy [Tim Media HM Al-Inaaroh2]