“Merajut Impian dalam Penjara Suci: Potret Perjuangan Santri dalam Balutan Puisi”

Menjadi santri bukan sekadar tentang menuntut ilmu agama. Ini adalah perjalanan batin, pengorbanan rasa, dan perjuangan menjemput mimpi dalam keterbatasan.


Dalam sunyi kamar dan ketatnya jadwal pesantren, lahirlah sebuah puisi yang merekam jejak rasa dan harapan seorang santri. Berjudul “Merajut Impian dalam Penjara Suci”, puisi ini saya tulis sebagai bentuk refleksi dari hari-hari yang saya jalani—jauh dari keluarga, namun dekat dengan cita-cita.

Inilah sepotong kisah dari balik pagar pesantren. Kisah seorang santri, yang berharap ilmunya menjadi jalan cahaya bagi masa depan.

“Merajut impian dalam penjara suci”

karya: Fatma Russy

Matahari sudah terbit kembali.
Kabut pagi pun turut menjadi saksi,
Tanda perjuanganku segera dimulai,
Menutup masa lalu yang tak ingin kuungkit kembali.

Kini bukan lagi ponsel yang aku genggam pertama kali,
Bukan pula bangunan dari ibu yang kurasa tiap pagi. Namun,
kini lembaran-lembaran nadzom yang ku genggam setiap hari,
Menghafal Jurmiah, Imrithi, dan Alfiyah Ibn Maliki.

Menuntut ilmu yang tiada henti,
Menahan rindu yang teramat menyakiti,
Hamparan sejadah yang selalu jadi pendengar sejati Atas semua keluh kesahku pada Sang Robbi.

Patuh dan tunduk pada Umi Kyai,
Mengharapkan ilmu dan barokah itulah acuanku saat ini.
Terus berjuang dan menggapai semua impian yang ingin ku raih,
Mengangkat derajat malaikat tak bersayap yang terkasih.

Hari demi hari aku lewati,
Membenahi diri dengan apa yang telah ku pelajari. Setelah semua perjuangan yang kulakukan selama ini, Semoga Allah berkehendak dan apa yang kuharapkan terjadi.

Editor: Fatma Russy [Tim Media HM Al-Inaaroh2]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Sekolah Lainnya

Pengumuman

📢 PENGUMUMAN BALIK PONDOK 📢
Masa Penerimaan Santri Baru 2025

Prestasi

Lomba MQK Fathul Qorib
Juara harapan 2 MQK Fa...